Kamis, 16 Juni 2011

Jangan Salahkan Taqdir

Posted by enji 22.26, under | No comments

Selama ini pengertianku tentang taqdir ternyata ada yang kurang tepat. Aku menganggap bahwa taqdir itu terjadi begitu saja, karena Allah telah berkehendak. Aku baru tahu setelah mendengarkan taujih dari Ustadz Edwin Purwandesi yang datang ke Taipei 5 hari yang lalu dan kemaren beliau kembali ke Jakarta. Lewat KAS (kajian ahad sore) beliau memaparkan apa itu taqdir.
Taqdir sebenarnya ada campur tangan manusia, sebanyak 2/3, sementara kehendak Allah adalah 1/3 dari keseluruhan rangkaian taqdir. Apa maksudnya? Seringkali saya dengar ayat Al-quran yang mengatakan : “Allah tidak akan merubah nasib suatu kaum sebelum kaum itu merubahnya”. Sebenarnya taqdir baik atu tidak, nasib baik atau tidak, sebagian besar tergantung pada manusia. Ada 3 tahapan yang dilalui sebelum jatuhnya taqdir manusia, yaitu :
  1. Qauli
  2. Syar’i
  3. Ghaibi
Contoh paling gampang adalah ketika kita melalui suatu ujian. entah itu ujian di sekolah, ujian kehidupan, ujian untuk memasuki suatu perguruan tinggi maupun ujian apapun. Gimana caranya kita dapat bernasib baik atau bertaqdir baik adalah melalui proses diatas. Pertama Qauli. Qauli disini artinya mengusahakan untuk mendapatkan nilai yang baik dengan mempersiapkan segala sesuatu alias belajar dengan baik. Jika kita tidak belajar dengan baik maka jangan salahkan taqdir kalau nilai kita jelek.
Jika kita sudah mempersiapkan diri dengan baik langkah berikutnya adalah melaksanakan syar’i. Arti dari syar’i ini adalah bahwa kita tidak boleh meninggalkan ibadah wajib yang telah diwajibkan oleh Allah SWT dan jangan lupa untuk berdoa agar kita diberikan kemudahan dalam melaksanakan ujian dan diberikan hasil yang terbaik. Jika kita tidak melakukan tahap kedua ini dan mendapatkan taqdir yang jelek maka jangan salahkan taqdir.
Tahap ketiga, Ghaibi adalah keyakinan bahwa apapun yang terjadi adalah kehendak Allah SWT. artinya ketika kita telah melaksanakan tahapan pertama dan kedua dengan baik, namun mendapatkan hasil yang tidak baik atau gagal maka itu adalah kehendak Allah, mungkin Allah telah menyiapkan sesuatu yang lebih baik untuk kita. Artinya semisal dalam mempersiapkan ujian SPMB kita telah belajar dengan baik, mempersiapkan segala sesuatunya dengan baik, berdoa, tidak meninggalkan ibadah wajib bahkan mungkin disertai dengan ibadah2 sunah seperti tahajud namun ternyata gagal alias tidak ketrima maka itu sudah kehendak Allah. Yang pasti Allah akan memberikan sesuatu yang terbaik bagi hambaNya yang bertawaqal. Setiap kehidupan kita, bagaimana kita mendapatkan rejeki itu juga melalui 3 rangkaian tahapan tersebut. apapun yang terjadi pada diri kita maka 3 rangkaian itu berpengaruh. Termasuk dalam mencari jodoh, mengarungi kehidupan sehari-hari dan sebagainya.
Ada hikmah yang dapat saya ambil dari taujih ini, bahwa kita harus berusaha sebaik-baiknya. Dalam sebuah hadist Qudsi dikatakan bahwa “Allah menyukai seorang pemberi makan kuda karena ia melaksanakan pekerjaannya dengan baik / bersungguh-sungguh”. Artinya meskipun manusia menganggap pekerjaan itu suatu pekerjaan yang sepele jika kita bisa mengerjakannya dengan baik maka Allah akan menyukainya dan akan memberikan rizki yang halal dan berkah. Bekerja secara profesional sebenarnya telah diajaarkan oleh islam. Pasti sering kita mendengar kalimat ini “Jika hari ini sama dengan hari kemaren maka kita merugi, jika hari ini lebih jelek dari hari kemaren maka celakalah kita” Bisa dibayangkan jika semua umat islam menyadari hal ini dan dapat melaksanakan setiap pekerjaan yang dibebankan padanya dengan baik maka bisa dilihat dalam waktu singkat umat islam akan maju. Mari berinstropeksi, sudahkah kita melaksanakan setiap pekerjaan dengan baik?
Jadi jangan salahkan taqdir ketika kita tidak berusaha untuk mendapatkan yang terbaik. Ada tambahan ?

0 komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.

Tags

asmaul husna

musiq kuh

Blog Archive

cuap


ShoutMix chat widget